Ekonomi
Jakarta sebagai Pusat Ekonomi Digital: Peluang dan Tantangan bagi UMKM
Gali peluang dan tantangan bagi UMKM di Jakarta sebagai pusat ekonomi digital, serta strategi untuk meraih kesuksesan di era baru ini.

Anda mungkin sudah sadar bahwa kebangkitan Jakarta sebagai pusat ekonomi digital menawarkan peluang signifikan bagi UMKM, berkat infrastruktur digital yang lebih baik dan konektivitas global. Kemajuan ini dapat membantu bisnis mengakses pasar yang lebih luas dan memanfaatkan platform e-commerce untuk pertumbuhan. Namun, Anda juga akan menghadapi tantangan, seperti menavigasi regulasi yang kompleks dan meningkatkan keterampilan digital, yang sangat penting untuk sukses. Saat Anda mempertimbangkan potensi lanskap digital Jakarta, penting untuk menimbang peluang ini terhadap hambatan yang ada. Apa strategi Anda untuk mengatasi tantangan ini dan memaksimalkan potensi bisnis Anda dalam lingkungan yang terus berkembang ini?
Infrastruktur Digital dan UMKM

Dengan perbaikan infrastruktur digital yang sedang berlangsung di Jakarta, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kota ini siap untuk pertumbuhan yang signifikan. Seiring dengan penguatan konektivitas digital, Anda kemungkinan akan melihat UMKM mendapatkan akses yang lebih besar ke pasar lokal dan internasional. Akses yang ditingkatkan ini memungkinkan bisnis untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, yang penting untuk ekspansi dan keberlanjutan mereka.
Dengan memanfaatkan platform e-commerce, UMKM kini dapat beroperasi melampaui batas fisik tradisional. Platform ini menyediakan alat yang dibutuhkan untuk ekspansi bisnis, memungkinkan Anda untuk merampingkan operasi secara efektif.
Dengan infrastruktur digital yang ditingkatkan, Anda berada pada posisi yang lebih baik untuk mengotomatisasi proses, mengelola persediaan, dan menangani hubungan pelanggan dengan lebih efisien.
Selain itu, ketersediaan alat dan platform digital di Jakarta memberdayakan UMKM untuk berinovasi dan bersaing dalam ekonomi digital. Sumber daya ini membantu Anda menjelajahi model dan strategi bisnis baru, yang pada akhirnya mendorong daya saing. Selain itu, komitmen terhadap layanan berkualitas tinggi dan disesuaikan dari penyedia lokal lebih lanjut meningkatkan ekosistem untuk UMKM.
Dukungan digital yang kuat mendukung upaya Anda untuk berkembang, menawarkan peluang untuk beradaptasi dengan cepat terhadap permintaan pasar yang berubah.
Tantangan Regulasi
Di tengah lanskap digital Jakarta yang berkembang pesat, tantangan regulasi menjadi hambatan signifikan terhadap potensinya sebagai pusat ekonomi digital. Anda mungkin memperhatikan bahwa daya saing digital kota ini terhambat oleh kendala-kendala tersebut, dengan skor regulasi dan tata kelola hanya 57. Angka ini mencerminkan kendala yang dihadapi bisnis, yang mempengaruhi segalanya mulai dari pertumbuhan startup hingga operasi perusahaan yang sudah mapan.
Menavigasi lingkungan regulasi Jakarta bisa menakutkan. Kesenjangan antara skor kewirausahaan dan lapangan kerja menunjukkan bahwa, meskipun ada antusiasme wirausaha, kerangka regulasi tidak mendukung operasi bisnis yang mulus. Meningkatkan regulasi ini sangat penting jika Anda ingin melihat Jakarta maju dalam transformasi digital.
Sangat penting untuk fokus pada peningkatan kerangka regulasi guna mendorong ekosistem digital yang berkembang di Jakarta. Dengan mengatasi tantangan regulasi, Anda dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi bisnis digital untuk berkembang. Ini termasuk menyederhanakan proses, mengurangi birokrasi, dan memastikan regulasi mengikuti perkembangan inovasi digital.
Pada akhirnya, memperkuat kapasitas pemerintah untuk beradaptasi dan menegakkan regulasi progresif akan menjadi kunci. Melakukan hal ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing digital tetapi juga menarik lebih banyak investasi, mendorong ekonomi digital yang kuat yang menguntungkan semua pemangku kepentingan di Jakarta. Selain itu, peran kota ini sebagai ibu kota Indonesia secara signifikan memperkuat kebutuhan akan tata kelola yang efektif di sektor digital.
Meningkatkan Keterampilan Digital

Meningkatkan keterampilan digital di tenaga kerja Jakarta sangat penting untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam ekonomi digital. Seiring Jakarta terus berkembang sebagai pusat ekonomi digital, menjadi penting untuk fokus pada peningkatan keterampilan tenaga kerja, terutama di bidang digital. Ini bukan hanya tentang mengikuti perkembangan teknologi tetapi memastikan bahwa semua pekerja, termasuk kelompok rentan seperti operator mesin dan pekerja manual, dilengkapi dengan kemampuan digital yang diperlukan.
Mengatasi kesenjangan keterampilan digital sangat penting untuk mencegah segmen tenaga kerja mana pun tertinggal selama transformasi digital Jakarta. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan, Anda dapat berkontribusi pada kemajuan lanskap digital Jakarta dan mempromosikan pertumbuhan yang inklusif. Ini memerlukan upaya terkoordinasi untuk menyediakan pelatihan dan sumber daya yang sesuai dengan permintaan pasar kerja yang berubah dengan cepat.
Inisiatif seperti Kelompok Kerja Ekonomi Digital dan Forum Urban 20 sangat penting dalam menangani perubahan tenaga kerja perkotaan di masa depan. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan strategi yang beradaptasi dengan kebutuhan digital yang berkembang, sehingga mendorong tenaga kerja yang tangguh. Dengan berpartisipasi dalam dan mendukung inisiatif ini, Anda membantu memastikan bahwa Jakarta tetap kompetitif dan inklusif dalam perjalanan digitalnya.
Inklusivitas dalam Ekonomi Digital
Inklusivitas dalam Ekonomi Digital
Dalam ekonomi digital Jakarta, inklusivitas sangat penting, mengingat beragamnya populasi kota dan berbagai tingkat literasi digital. Anda perlu memastikan bahwa semua orang, terutama pekerja rentan, dapat berpartisipasi dalam transformasi digital ini. Mengatasi tantangan sumber daya manusia sangat penting untuk pendekatan yang lebih inklusif.
Upaya digitalisasi Jakarta sejalan dengan Kepresidenan G20 Indonesia, yang menekankan pentingnya keterampilan digital bagi semua pekerja.
Anda dapat meningkatkan kemampuan tenaga kerja, khususnya di bidang digital, untuk memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal. Penting untuk fokus pada program pelatihan yang meningkatkan literasi digital dan menyediakan kesempatan yang sama bagi semua orang. Inisiatif semacam itu akan membantu menjembatani kesenjangan antara berbagai kelompok sosial-ekonomi di Jakarta, memungkinkan semua orang mendapatkan manfaat dari ekonomi digital.
Kolaborasi antara pemangku kepentingan, termasuk Digital Economy Working Group dan Forum Urban 20, sangat penting. Dengan bekerja sama, Anda dapat mengatasi perubahan tenaga kerja perkotaan di masa depan dan mendorong inklusivitas dalam ekonomi digital Jakarta. Kemitraan ini dapat memfasilitasi berbagi sumber daya, pengetahuan, dan praktik terbaik, yang pada akhirnya menciptakan lanskap digital yang lebih adil. Selain itu, memahami tiga sektor utama dari ekonomi dapat memandu strategi efektif untuk mengintegrasikan keterampilan digital di berbagai industri.
Pengembangan Tenaga Kerja

Memfokuskan pada pengembangan tenaga kerja sangat penting bagi Jakarta untuk berkembang sebagai pusat ekonomi digital. Anda perlu berkonsentrasi pada peningkatan kemampuan tenaga kerja di bidang digital untuk mendukung pertumbuhan ini. Penting untuk melengkapi semua pekerja, terutama mereka yang berada dalam posisi rentan seperti operator mesin dan pekerja manual, dengan keterampilan digital. Pendekatan ini memastikan mereka tidak tertinggal saat Jakarta maju dalam transformasi digitalnya, yang merupakan fokus utama di bawah Kepresidenan G20 Indonesia.
Memastikan bahwa setiap pekerja memiliki keterampilan digital akan menjadi hal penting bagi transformasi digital Jakarta. Dengan mengatasi tantangan sumber daya manusia dalam teknologi digital, Anda dapat berkontribusi pada ekonomi digital yang inklusif. Proses transformasi harus inklusif, memberikan kesempatan yang sama bagi semua pekerja untuk beradaptasi dengan tuntutan teknologi baru.
Untuk mengatasi tantangan ini secara efektif, pertimbangkan untuk terlibat dengan inisiatif seperti Kelompok Kerja Ekonomi Digital dan Forum Urban 20. Platform ini dapat membantu Anda menavigasi perubahan tenaga kerja perkotaan di masa depan dan memberikan panduan strategis. Selain itu, belajar dari daerah dengan tradisi budaya yang kaya dan komunitas etnis yang beragam, seperti Sulawesi Selatan, dapat menawarkan wawasan berharga dalam membangun tenaga kerja yang tangguh. Melalui kolaborasi semacam itu, Jakarta dapat lebih siap menyiapkan tenaga kerjanya untuk menghadapi tuntutan ekonomi digital, memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan. Pendekatan proaktif ini akan membantu Jakarta mempertahankan statusnya sebagai pusat ekonomi digital terkemuka.
Peluang Kolaborasi dan Inovasi
Di tengah kebangkitan Jakarta sebagai pusat ekonomi digital, peluang kolaborasi dan inovasi sangat penting untuk pertumbuhan, terutama bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan bermitra dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), UMKM dapat mengakses penelitian dan dukungan penting, mendorong upaya inovasi mereka. Kolaborasi ini memungkinkan UMKM untuk memanfaatkan kemajuan ilmiah dan mengintegrasikannya ke dalam model bisnis mereka, meningkatkan daya saing mereka.
Peluang inovasi melimpah dalam ekonomi digital yang berkembang pesat di Jakarta. UMKM dapat memanfaatkan ini dengan membentuk kemitraan strategis dengan entitas lokal dan internasional. Kolaborasi semacam itu memfasilitasi transformasi digital, memungkinkan bisnis untuk memodernisasi operasi dan menjangkau pasar yang lebih luas. Fokus Jakarta pada daya saing digital memastikan bahwa lingkungan tetap kondusif untuk kemitraan semacam itu, mendorong ekosistem yang dinamis di mana inovasi berkembang.
Selain itu, UMKM dapat memperoleh manfaat yang signifikan dari ekosistem digital Jakarta yang kuat. Dengan terlibat dalam jaringan ini, bisnis dapat meningkatkan daya saing dan kemampuan inovasi mereka. Ekosistem ini menawarkan platform untuk pertukaran pengetahuan, jaringan, dan akses ke teknologi mutakhir. Bagi UMKM, ini berarti kesempatan untuk meningkatkan produk dan layanan mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan mereka dalam lanskap digital yang berkembang pesat. Banyaknya pusat perbelanjaan di kota ini menyediakan tempat yang sangat baik bagi UMKM untuk memamerkan inovasi mereka dan menjangkau segmen pelanggan yang beragam.
Kesimpulan
Dalam ekonomi digital Jakarta, UMKM memiliki peluang besar, namun tantangan masih ada. Tahukah Anda bahwa hanya 30% UMKM di Indonesia yang telah mengadopsi alat digital, menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan? Dengan berfokus pada peningkatan keterampilan digital dan menavigasi rintangan peraturan, UMKM dapat memanfaatkan infrastruktur digital yang lebih baik untuk memperluas jangkauan mereka. Kolaborasi dan inovasi sangat penting untuk inklusivitas dan pengembangan tenaga kerja, memastikan bahwa ekonomi digital Jakarta yang dinamis menguntungkan semua pihak, serta mendorong lingkungan yang berkembang bagi bisnis dan komunitas.
Ekonomi
Bulog Memperkenalkan CEO Baru Dengan Latar Belakang Militer Aktif
Pada tanggal 7 Februari 2025, Bulog menyambut CEO militer pertamanya, yang menjanjikan pendekatan transformatif terhadap keamanan pangan di Indonesia—apa perubahan yang dapat kita harapkan?

Kami telah menyaksikan perubahan kepemimpinan yang signifikan di Bulog dengan Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya yang menjabat sebagai CEO baru. Penunjukan ini, yang berlaku mulai 7 Februari 2025, menandai pergeseran bersejarah, karena ini adalah kali pertama seorang tokoh militer memimpin organisasi keamanan pangan yang penting ini. Dengan fokus pada efisiensi operasional dan kebutuhan mendesak untuk pengadaan pangan strategis, kepemimpinan yang dipengaruhi militer ini dapat mendefinisikan ulang pendekatan kita terhadap keamanan pangan di Indonesia. Nantikan informasi lebih lanjut tentang implikasi dari transisi ini.
Dalam langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia, Perum Bulog telah menunjuk Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur baru, efektif mulai 7 Februari 2025, berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No: SK-30/MBU/02/2025. Penunjukan ini signifikan, karena mencerminkan pengakuan yang semakin tumbuh terhadap interaksi antara kepemimpinan militer dengan peran sipil dalam menghadapi tantangan nasional kritis, khususnya keamanan pangan.
Transisi Novi dari peran militer—menjabat sebagai Asisten Urusan Teritorial bagi Panglima TNI Angkatan Darat—ke kepala Bulog menempatkannya secara unik untuk memanfaatkan disiplin militer dan pemikiran strategis di sektor sipil. Peran gandanya melambangkan tren lebih luas di mana keahlian militer semakin dianggap sebagai aset berharga dalam mengelola masalah sosial kompleks, termasuk pengadaan pangan.
Dengan mandat yang jelas untuk mencapai target pengadaan 3 juta ton beras, kita dapat mengharapkan bahwa gaya kepemimpinannya akan mencerminkan pendekatan yang tegas dan berfokus pada efisiensi operasional.
Dukungan dari pejabat pemerintah kunci, seperti Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan Menteri BUMN Erick Thohir, menegaskan keyakinan bahwa Novi memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menavigasi kebutuhan organisasi Bulog secara efektif. Dukungan mereka menonjolkan perspektif bersama tentang pentingnya menyelaraskan kemampuan kepemimpinan dengan tuntutan mendesak keamanan pangan.
Mengingat luasnya lanskap pertanian Indonesia, mencapai ketahanan pangan bukan hanya prioritas pemerintah; ini merupakan masalah ketahanan nasional.
Selain penunjukan Novi, Hendra Susanto juga telah dinamakan sebagai Direktur Keuangan, menandakan transisi kepemimpinan yang signifikan di Bulog. Bersama-sama, mereka diharapkan dapat menerapkan perubahan strategis yang dapat meningkatkan kerangka kerja operasional dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Kolaborasi ini penting karena kita menghadapi tantangan yang mencakup fluktuasi output pertanian dan gangguan rantai pasokan global, yang mengancam keamanan pangan.
Saat kita menilai implikasi dari perubahan kepemimpinan ini, kita harus mempertimbangkan bagaimana kepemimpinan militer dapat menanamkan rasa urgensi dan efektivitas dalam pelayanan publik. Ini adalah pergeseran paradigma yang bisa mendefinisikan ulang cara kita mendekati inisiatif keamanan pangan di Indonesia.
Melalui kepemimpinan yang fokus dan komitmen terhadap inovasi, kita dapat bercita-cita mencapai masa depan di mana ketahanan pangan bukan hanya target, tetapi pencapaian yang terealisasi. Keberhasilan kepemimpinan baru di Bulog akan sangat menentukan kemampuan kita untuk mengamankan pangan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Ekonomi
Fintech dan Masa Depan: Apakah Kita Siap untuk Melepaskan Uang Tunai?
Apakah kita siap untuk memeluk masyarakat tanpa uang tunai, atau apakah tantangan keamanan dan akses akan menghambat kita dari pergeseran yang tak terhindarkan ini?

Seiring kita memeluk fintech, jelas kita menuju ke masa depan tanpa uang tunai. Dengan lebih dari 75% konsumen memilih metode pembayaran digital, kita sedang mendefinisikan ulang hubungan kita dengan uang. Kemudahan dompet digital dan alat perencanaan anggaran memberdayakan kita untuk mengontrol keuangan kita. Namun, kita harus mempertimbangkan keamanan, privasi, dan akses untuk memastikan semua orang dapat memanfaatkan pergeseran ini. Masih banyak lagi yang harus dijelajahi tentang bagaimana transisi ini akan mempengaruhi kehidupan kita.
Bagaimana fintech akan membentuk kembali lanskap keuangan kita di tahun-tahun mendatang? Saat kita menavigasi lingkungan yang berubah dengan cepat ini, jelas bahwa kebangkitan fintech sedang mengarahkan kita menuju masyarakat tanpa uang tunai, yang secara fundamental mengubah cara kita menangani uang.
Dengan proyeksi transaksi pembayaran digital global mencapai angka mencengangkan $8,5 triliun pada tahun 2024, jelas bahwa ketergantungan kita pada uang tunai semakin berkurang. Kita menyaksikan sendiri bagaimana dompet digital dan solusi pembayaran seluler telah membuat transaksi tidak hanya lebih cepat tetapi juga lebih nyaman bagi kita sebagai konsumen.
Pada tahun 2021, lebih dari 75% dari kita melaporkan menggunakan metode pembayaran tanpa uang tunai setidaknya sekali seminggu. Statistik ini menonjolkan perubahan perilaku yang signifikan menuju penerimaan inovasi fintech. Saat kita semakin terbiasa menggunakan dompet digital untuk pembelian sehari-hari, kita pada dasarnya mendefinisikan ulang hubungan kita dengan uang. Kenyamanan mengetuk ponsel kita atau memindai kode tidak tertahankan, dan jelas bahwa fintech menjawab permintaan kita akan kecepatan dan efisiensi.
Lebih lanjut, fintech tidak hanya tentang melakukan pembayaran; ini juga tentang meningkatkan kehidupan keuangan kita. Berkembangnya alat penganggaran dan manajemen keuangan telah memberdayakan kita untuk mengontrol keuangan kita.
Kita dapat melacak pola pengeluaran kita dengan lebih efektif, yang memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang lebih terinformasi tentang uang kita. Tingkat wawasan ini bukanlah sesuatu yang biasanya kita nikmati dengan transaksi tunai, di mana sangat mudah untuk kehilangan pandangan tentang kebiasaan pengeluaran kita.
Saat kita melihat ke masa depan, proyeksi menunjukkan bahwa pada 2030, 90% transaksi akan tanpa uang tunai. Evolusi ini bukan hanya tentang teknologi; ini mencerminkan perubahan perilaku dan preferensi konsumen.
Kita semakin menghargai kebebasan dan fleksibilitas yang datang dengan transaksi digital. Kemampuan untuk melakukan pembayaran dengan mudah, tanpa beban uang tunai, sejalan sempurna dengan keinginan kita untuk keberadaan keuangan yang lebih bebas.
Namun, saat kita merangkul pergeseran ini, kita harus mempertimbangkan implikasi dari masyarakat tanpa uang tunai. Muncul pertanyaan-pertanyaan tentang keamanan, privasi, dan akses.
Meskipun fintech menawarkan kemudahan luar biasa, kita juga harus memastikan bahwa ini tidak mengasingkan mereka yang lebih memilih uang tunai atau kekurangan akses ke teknologi yang diperlukan. Saat kita maju, mari kita terlibat dalam diskusi tentang menciptakan lanskap keuangan yang inklusif yang menguntungkan semua orang.
Ekonomi
Mempertimbangkan Larangan Penjualan LPG 3 Kg: Apakah Ini Langkah yang Tepat?
Bagaimana larangan penjualan LPG 3 kg akan mengubah akses dan keterjangkauan di komunitas kita? Temukan implikasi di balik keputusan kontroversial ini.

Mempertimbangkan larangan penjualan LPG 3 kg tampaknya merupakan langkah yang perlu. Ini menargetkan pengelolaan LPG bersubsidi yang lebih baik, memastikan bahwa mereka yang membutuhkan mendapatkan akses. Namun, kita harus mengakui tantangan dalam implementasi dan kekhawatiran masyarakat tentang keterjangkauan dan pasokan. Dialog terbuka dan edukasi tentang perubahan ini sangat vital untuk keberhasilan. Dengan memahami lebih dalam implikasi, kita dapat lebih memahami bagaimana regulasi ini dapat mempengaruhi distribusi dan akses LPG di komunitas.
Saat pemerintah melanjutkan dengan larangan penjualan LPG 3 kg di pengecer dan warung, kita harus mempertimbangkan dampak keputusan ini terhadap keterjangkauan dan distribusi. Larangan ini bertujuan untuk mengatur distribusi dan memastikan bahwa LPG bersubsidi mencapai mereka yang membutuhkannya secara lebih efektif. Namun, kita harus melakukan penilaian dampak untuk mengukur efek nyata dari kebijakan ini terhadap komunitas kita, terutama karena transisi masih berlangsung.
Meskipun Hiswana Migas mendukung larangan ini, mereka menekankan pentingnya implementasi bertahap untuk menghindari konsekuensi negatif bagi akses komunitas terhadap LPG. Kita harus mengakui bahwa, saat ini, beberapa pengecer masih menjual stok yang ada, menunjukkan bahwa kita berada dalam fase transisi. Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk peraturan baru benar-benar berlaku dan apakah pasokan akan memenuhi permintaan saat ini.
Umpan balik dari komunitas telah vokal, mengungkapkan kekhawatiran tentang keterjangkauan. Meskipun Hiswana Migas meyakinkan kita bahwa saat ini tidak ada kekurangan LPG di Cianjur, pengalaman individu mungkin berbeda. Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri: Bagaimana kita memastikan bahwa setiap rumah tangga dapat mengakses LPG tanpa gangguan?
Saat kita beralih ke kerangka kerja baru ini, kita harus proaktif dalam mencari solusi yang mengatasi kekhawatiran ini, daripada hanya mengandalkan jaminan dari otoritas. Upaya pendidikan yang ditujukan untuk membantu pengecer menjadi sub-distributor resmi sangat penting. Langkah ini dimaksudkan untuk menciptakan saluran distribusi yang lebih terorganisir, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keterjangkauan.
Namun, kita harus tetap waspada dan memastikan bahwa langkah-langkah ini diimplementasikan secara efektif. Jika tidak, kita berisiko memperburuk kesenjangan yang ada dalam akses LPG. Dalam konteks ini, kita perlu memfasilitasi dialog di antara pemangku kepentingan, anggota komunitas, dan regulator.
Sangat penting bagi kita untuk berbagi pengalaman dan saran agar pemerintah dapat menyempurnakan pendekatannya berdasarkan umpan balik dunia nyata. Bagaimanapun, kita semua menginginkan sistem yang tidak hanya memenuhi kebutuhan mereka yang membutuhkan LPG bersubsidi tetapi juga menghormati kebebasan dan otonomi pasar lokal kita.
-
Kesehatan2 hari ago
Krisis Kesehatan di Cianjur: Jamur Tangkil Menyebabkan Keracunan
-
Nasional1 hari ago
Tragedi Pesawat di Amerika: Apakah Ini Ujian dari Yang Maha Kuasa?
-
Politik1 hari ago
Kanye West dan Kontroversi: Penutupan Situs Penjualan Kaos Swastika
-
Pendidikan1 hari ago
Penghargaan Hoegeng 2025: Memperkuat Budaya Integritas dalam Masyarakat
-
Kesehatan1 hari ago
Meningkatkan Kualitas Hidup: Terapi Sel Punca untuk Penyakit Degeneratif
-
Pendidikan8 jam ago
Proses Banding Tidak Mengubah Nasib Harvey Moeis: 20 Tahun Penjara Menantinya
-
Politik1 hari ago
Insiden Tak Terduga: Pengamanan Presiden Ditegur Saat Upacara Penyambutan Erdogan
-
Sosial8 jam ago
Dr. Qory: Perjalanan Sulit Mengatasi Depresi Setelah Kekerasan Dalam Rumah Tangga