Politik
5 Negara yang Paling Tidak Disukai di Indonesia, Nomor 1 Pasti Israel
Di tengah meningkatnya ketegangan, temukan lima negara yang paling tidak disukai di Indonesia, dengan Israel menempati puncak daftar—ketahui mengapa sentimen ini terjadi.

Di Indonesia, kami melihat sentimen negatif yang signifikan terhadap beberapa negara. Survei kami menunjukkan Israel sebagai yang terdepan, dengan 60,8% responden mengungkapkan ketidaksukaan yang kuat, terutama karena tindakan militer yang sedang berlangsung dan kekhawatiran atas hak asasi manusia. Setelah Israel, Amerika Serikat menempati posisi berikutnya dengan 9,2%, yang disebabkan oleh keterlibatannya dalam konflik Timur Tengah. India, Kamboja, dan China juga mencatat tingkat ketidaksetujuan yang lebih rendah. Memahami sentimen ini dapat memberikan wawasan tentang identitas kolektif kita dan dinamika hubungan internasional.
Ketika kita mengamati lanskap persepsi internasional di Indonesia, jelas bahwa beberapa negara menimbulkan sentimen negatif yang lebih kuat dibandingkan yang lain. Peringkat teratas adalah Israel, dengan 60,8% responden survei menyatakan ketidaksukaan terhadap negara tersebut. Sentimen ini sebagian besar dipicu oleh kontroversi Israel yang sedang berlangsung, khususnya terkait agresi militer baru-baru ini yang telah menarik perhatian dunia.
Penting bagi kita untuk memahami betapa dalamnya perasaan ini tertanam, karena mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang hak asasi manusia dan keadilan internasional.
Data mengungkapkan bahwa ketidakpuasan kita tidak terbatas pada Israel saja. Amerika Serikat menempati peringkat kedua sebagai negara yang paling tidak disukai, dengan 9,2% responden menunjukkan perasaan negatif terhadap negara tersebut. Ketidaksukaan ini tampaknya terkait erat dengan keterlibatan AS dalam berbagai konflik di Timur Tengah, yang oleh banyak orang Indonesia dipandang sebagai sumber ketidakstabilan dan ketidakadilan.
Sejarah yang saling terkait antara negara-negara ini dengan dinamika kekuatan global membentuk sikap kolektif kita, sehingga penting bagi kita untuk menganalisis bagaimana persepsi ini berkembang dari waktu ke waktu.
Menariknya, India berada di posisi ketiga sebagai negara yang paling tidak disukai, dengan 5,5% responden menyatakan ketidakpuasan mereka, meskipun survei tidak menjelaskan alasan di balik sentimen ini. Kekurangan penjelasan ini menunjukkan bahwa persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor selain peristiwa terkini, seperti hubungan sejarah atau kesalahpahaman budaya.
Kamboja dan China menempati posisi keempat dan kelima, dengan masing-masing 4,6% dan 3,1% responden menyatakan ketidaksukaan. Meskipun angka ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan Israel dan AS, hal ini tetap menunjukkan bahwa sentimen negatif terhadap negara-negara dapat bersifat kompleks dan multifaset.
Survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Median, yang melibatkan 907 responden dari 38 provinsi di Indonesia antara tanggal 12 Juni hingga 18 Juni 2025, memberikan kita wawasan berharga tentang bagaimana kita memandang hubungan internasional.
Sangat penting bagi kita untuk terlibat dalam dialog mengenai persepsi ini dan apa artinya bagi identitas dan nilai-nilai kolektif kita. Dengan memahami alasan di balik perasaan kita, kita dapat lebih baik menavigasi jaringan rumit hubungan global.
-
Ekonomi1 minggu ago
Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini, Senin, 30 Juni 2025: Diperbaiki Lagi
-
Budaya1 minggu ago
Farhan Mengatakan Dedi Mulyadi Mengusulkan untuk Membongkar Teras Cihampelas, Warisan Ridwan Kamil
-
Politik1 minggu ago
Fadli Zon mengatakan bahwa Menulis Ulang Sejarah Bukanlah Proyek Baru
-
Wisata7 hari ago
BP Haji Kawal Wacana Pendirian Kampung Haji Indonesia Di Arab Saudi
-
Ekonomi6 hari ago
Rp2.000 Triliun Investasi Dibatalkan Masuk Indonesia Selama Era Jokowi, Apa yang Salah?
-
Ekonomi3 hari ago
Pengaruh Trump dan Federal Reserve, Rupiah Melemah ke Rp16.205 per Dolar
-
Lingkungan7 hari ago
Walikota Bandung Farhan Frustrasi Karena Konflik Kebun Binatang Bandung yang Belum Terselesaikan
-
Wisata6 hari ago
Puan Minta RI Jangan Diam Jika Brasil Ajukan Kasus Juliana ke Jalur Hukum