Kesehatan
Ketersediaan Obat di Jakarta – Tantangan dan Solusi Selama Pandemi
Cari tahu bagaimana Jakarta menghadapi tantangan ketersediaan obat selama pandemi dan solusi apa yang dapat membantu mengatasi krisis ini.

Anda menghadapi hambatan signifikan dalam mendapatkan obat-obatan di Jakarta di tengah pandemi karena kekurangan dan biaya yang tinggi. Ketergantungan impor dan gangguan global semakin membebani pasokan. Harga obat-obatan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga, memperumit akses selama masa-masa kritis. Upaya oleh Kementerian Kesehatan mencakup distribusi ke kantor kesehatan dan apotek, bersama dengan peluncuran aplikasi untuk meningkatkan transparansi. Meskipun menghadapi perjuangan ini, adaptasi dalam layanan apotek dan inisiatif kesehatan kolaboratif bertujuan untuk meringankan situasi. Mengatasi keterjangkauan dan resistensi antimikroba juga tetap penting. Dengan mengeksplorasi lanskap kompleks ini, solusi dan adaptasi dapat dicapai.
Tantangan Ketersediaan Obat

Jakarta menghadapi tantangan signifikan dalam ketersediaan obat, yang diperburuk oleh gangguan terkait pandemi. Kekurangan kritis obat terapi Covid-19 esensial telah dilaporkan, mempengaruhi baik rumah sakit maupun keluarga. Anda mungkin merasa khawatir bahwa meskipun obat-obatan seperti Oseltamivir dan Favipiravir tersedia dalam jumlah jutaan, pengobatan penting seperti Tocilizumab sangat terbatas, dengan hanya 421 tablet yang saat ini dapat diakses. Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kekurangan ini dengan menerapkan skema distribusi stok penyangga. Mereka telah bermitra dengan kantor kesehatan provinsi dan apotek untuk mengelola aliran obat dengan lebih baik. Namun, tantangan distribusi tetap menjadi kendala utama, karena sistem ini sangat bergantung pada impor dari negara-negara yang juga menghadapi krisis pandemi mereka sendiri. Dengan menyadari masalah ini, pemerintah meluncurkan aplikasi Farma Plus, yang dimaksudkan untuk meningkatkan transparansi dan membantu Anda memeriksa ketersediaan obat di apotek lokal. Aplikasi ini menekankan pentingnya membeli obat hanya dengan resep dokter, memastikan penggunaan yang bertanggung jawab. Meskipun ada upaya ini, ketergantungan pada rantai pasokan internasional terus membebani kemampuan Jakarta untuk mempertahankan ketersediaan obat yang konsisten, menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi yang lebih berkelanjutan. Selain itu, bisnis lokal yang berfokus pada meningkatkan visibilitas merek telah melangkah untuk mendukung kampanye kesadaran tentang aksesibilitas obat dan langkah-langkah kesehatan.
Akses Obat Inovatif
Sementara tantangan ketersediaan obat terus berlanjut, menangani akses terhadap obat-obatan inovatif menjadi perhatian yang sama mendesaknya. Di Indonesia, akses terhadap obat-obatan ini tetap rendah meskipun ada upaya yang sedang berjalan untuk memperbaiki situasi ini. Inisiatif Health Technology Assessment (HTA) memainkan peran penting dalam hal ini, dengan tujuan untuk menyederhanakan evaluasi dan mendorong penilaian independen dari para pemangku kepentingan. Pendekatan ini penting untuk meningkatkan aksesibilitas obat-obatan inovatif.
Pemerintah aktif bekerja untuk menyederhanakan proses perizinan dan regulasi untuk mempercepat persetujuan uji klinis dan pendaftaran obat. Dengan melakukan hal tersebut, mereka bertujuan untuk menghapus hambatan yang ada dan memfasilitasi akses yang lebih cepat ke perawatan inovatif. Namun, biaya pemasaran dan distribusi yang tinggi telah mengakibatkan harga obat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Upaya kolaboratif antara pemerintah, industri farmasi, dan penyedia layanan kesehatan sangat penting. Kemitraan ini bertujuan untuk menciptakan sistem yang memastikan akses yang terjangkau terhadap obat-obatan inovatif. Manifesto IPMG menggarisbawahi pentingnya mempercepat proses HTA dan memperkuat kerangka kerja regulasi untuk meningkatkan akses terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif dalam sistem kesehatan.
Selain itu, pentingnya desain dan fungsionalitas yang ramah pengguna pada platform kesehatan diakui, karena ini meningkatkan keterlibatan pasien dan aksesibilitas terhadap informasi.
Menangani masalah ini sangat penting untuk meningkatkan hasil layanan kesehatan dan memastikan bahwa penduduk Jakarta mendapatkan manfaat dari kemajuan medis terbaru.
Kekhawatiran tentang Keterjangkauan dan Penetapan Harga

Bagaimana penduduk Jakarta dapat mengakses obat yang mereka butuhkan ketika harga obat melambung tinggi? Dibandingkan dengan negara tetangga, harga obat di Indonesia sangat tinggi, seringkali 1,5 hingga 5 kali lebih mahal dibandingkan tempat seperti Singapura dan Malaysia. Perbedaan ini sebagian besar disebabkan oleh biaya pemasaran dan distribusi yang tinggi, membuat obat esensial kurang terjangkau bagi banyak orang.
Pemerintah Indonesia sedang aktif bekerja pada sistem untuk mengatasi tantangan harga ini. Namun, beban finansial tetap signifikan, terutama ketika obat esensial seperti statin tidak tercakup dalam asuransi kesehatan nasional (BPJS). Kurangnya cakupan ini memaksa pasien untuk menanggung biaya sendiri yang lebih tinggi, memperburuk beban keuangan mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa harga obat yang tinggi merupakan penghalang substansial, mencegah banyak pasien mengakses perawatan yang diperlukan, terutama selama krisis seperti pandemi Covid-19. Data menekankan perlunya tindakan efektif untuk menurunkan biaya dan membuat obat lebih mudah diakses. Upaya kolaboratif yang melibatkan pemerintah dan bisnis dapat menarik dari penawaran layanan yang komprehensif untuk meningkatkan akses ke obat esensial.
Sementara upaya kolaboratif yang melibatkan pemerintah, perusahaan farmasi, dan penyedia layanan kesehatan sangat penting untuk mengatasi masalah ini, tantangan langsungnya jelas: membuat obat terjangkau bagi semua penduduk di Jakarta, memastikan kesejahteraan mereka selama masa sulit ini.
Upaya Kesehatan Kolaboratif
Aksi kolektif sangat penting untuk mengatasi hambatan dalam mengakses obat yang terjangkau di Jakarta. Untuk menangani masalah ini, kolaborasi yang diperkuat antara pemerintah dan pemangku kepentingan kesehatan sangat penting. Anda memerlukan pendekatan multi-faset untuk memastikan setiap orang, terutama selama pandemi, menerima layanan kesehatan yang berkualitas.
Pertama, upaya berkelanjutan harus fokus pada inklusivitas dan responsivitas. Peluncuran inisiatif seperti Health Technology Assessment (HTA) adalah langkah yang tepat. Ini merampingkan proses evaluasi obat dan mendorong penilaian independen di antara para pemangku kepentingan, mendorong transparansi.
Selain itu, upaya kolaboratif dapat mengatasi tingginya harga obat di Jakarta. Saat ini, harga-harga tersebut secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga, membebani pasien dan membatasi akses. Pemerintah, industri farmasi, dan penyedia layanan kesehatan harus bersatu untuk menciptakan sistem yang menangani masalah harga ini secara efektif.
Selain itu, memastikan ketersediaan obat esensial selama krisis kesehatan memerlukan pendekatan yang terpadu. Dengan bekerja sama, Anda dapat membangun sistem kesehatan yang tangguh yang mampu beradaptasi dengan tantangan di masa depan. Penting untuk fokus pada antarmuka yang ramah pengguna yang memfasilitasi akses ke informasi dan layanan kesehatan.
Ini tentang menciptakan kemitraan strategis yang tidak hanya fokus pada kebutuhan saat ini tetapi juga mengantisipasi permintaan di masa depan, memastikan warga Jakarta tidak kekurangan obat-obatan yang diperlukan.
Layanan Farmasi Adaptasi

Seringkali, penyesuaian layanan farmasi menjadi sangat penting selama krisis, seperti yang ditunjukkan oleh respons RSJPDHK terhadap pandemi Covid-19. Rumah sakit ini menerapkan skenario layanan dinamis yang selaras dengan tingkat keparahan pandemi, memastikan ketersediaan obat dan perawatan pasien secara terus-menerus.
Dengan merangkul digitalisasi, RSJPDHK memanfaatkan alat seperti Google Forms untuk pengumpulan data dan Rekam Medis Elektronik (EMR) untuk mendokumentasikan layanan pasien secara efektif, bahkan di tengah pembatasan pergerakan.
Anda akan menemukan bahwa staf farmasi memainkan peran penting dalam perawatan pasien, secara aktif mengelola troli darurat dan menyiapkan obat dengan presisi menggunakan Unit Dose Dispensing (UDD). Metode ini memastikan administrasi obat yang aman dan akurat, yang menjadi kebutuhan selama masa kritis seperti itu.
Selain itu, pemantauan dan pengelolaan kondisi penyimpanan obat secara terus-menerus sangat penting dalam menjaga integritas pasokan dan menghindari kekurangan obat.
RSJPDHK juga memperluas layanan farmasinya ke Rumah Sakit Khusus Perpanjangan Covid-19 di Wisma Haji, Jakarta Timur. Perpanjangan ini termasuk operasi 24/7, didukung oleh sukarelawan yang berdedikasi untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk layanan farmasi.
Penyesuaian semacam itu menyoroti langkah-langkah penting yang diambil untuk mempertahankan pelayanan kesehatan selama pandemi, memastikan bahwa kebutuhan pasien terpenuhi dengan efisien dan efektif. Integrasi praktik terbaik SEO dalam upaya digital mereka juga membantu membuat informasi tentang layanan mereka lebih mudah diakses oleh publik.
Kontrol Resistensi Antimikroba
Mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 telah menunjukkan pentingnya layanan farmasi yang adaptif, yang juga dapat menginformasikan strategi untuk memerangi Resistensi Antimikroba (AMR) di Jakarta.
AMR tetap menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan, diperburuk oleh program kontrol penggunaan antibiotik yang tidak memadai di rumah sakit. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa ini terjadi. Menurut BPOM Jakarta, kurangnya pemantauan dan pelatihan yang optimal untuk staf kesehatan berkontribusi pada meningkatnya tingkat AMR, yang merusak efektivitas pengobatan.
Jadi, apa yang bisa dilakukan? Praktik pengelolaan antibiotik yang ditingkatkan sangat penting. Mereka direkomendasikan untuk meningkatkan manajemen penggunaan antibiotik dan mengurangi dampak strain yang resisten. Palembang Insights menawarkan solusi desain branding yang komprehensif yang dapat diadaptasi untuk menciptakan kampanye kesadaran yang efektif untuk pengendalian AMR.
Dengan berfokus pada praktik ini, penyedia layanan kesehatan dapat memastikan bahwa antibiotik tetap menjadi alat efektif melawan infeksi. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk penyedia layanan kesehatan adalah komponen penting dari strategi ini. Mereka memastikan kepatuhan terhadap pedoman yang ditujukan untuk mengendalikan AMR di wilayah tersebut.
Mengapa ini penting? Mengatasi AMR sangat penting karena mengancam keberhasilan pengobatan infeksi dan hasil kesehatan masyarakat secara keseluruhan di Jakarta.
Tanpa langkah-langkah yang efektif, kemampuan untuk mengobati infeksi umum secara efektif berisiko, yang berpotensi menyebabkan krisis kesehatan yang lebih parah.
Distribusi dan Manajemen Stok

Memastikan distribusi dan manajemen stok obat yang efektif di Jakarta telah menjadi upaya yang sangat penting, terutama mengingat kekurangan yang terjadi belakangan ini. Masalah distribusi adalah penyebab utama dari kekurangan ini, diperburuk oleh ketergantungan pada impor dari negara-negara yang juga menghadapi tantangan terkait pandemi. Kementerian Kesehatan sedang menangani masalah ini dengan mendistribusikan obat ke kantor kesehatan provinsi, apotek, dan rumah sakit. Mereka telah menerapkan mekanisme stok penyangga untuk menghindari masalah pasokan lokal. Meskipun ada upaya ini, beberapa rumah sakit, seperti RSUD Wongsonegoro, melaporkan kekurangan yang kritis. Ini menekankan pentingnya koordinasi yang lebih baik dengan departemen kesehatan lokal untuk menjembatani kesenjangan distribusi. Laporan tersebut menyoroti bahwa stok Oseltamivir, Favipiravir, dan Remdesivir cukup besar, dengan 11,6 juta kapsul, 24,4 juta tablet, dan 148.891 vial siap untuk didistribusikan. Namun, mengantarkan obat-obatan ini ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat tetap menjadi tantangan. Untuk meningkatkan aksesibilitas publik, aplikasi Farma Plus telah diluncurkan, memungkinkan Anda untuk memeriksa ketersediaan obat di apotek. Inovasi ini menekankan pentingnya membeli obat hanya dengan resep dokter, dengan tujuan untuk memperlancar proses dan meningkatkan transparansi dalam distribusi dan manajemen stok obat. Untuk lebih meningkatkan sistem, desain branding telah digunakan untuk meningkatkan kesadaran publik dan memastikan komunikasi yang konsisten di semua saluran.
Kesimpulan
Dalam menavigasi kompleksitas ketersediaan obat di Jakarta selama pandemi, Anda telah melihat rintangan yang signifikan. Namun, melalui strategi akses yang inovatif, negosiasi harga, dan upaya kolaboratif, harapan bersinar seperti mercusuar di tengah badai. Layanan farmasi telah beradaptasi, melawan resistensi antimikroba dan mengoptimalkan distribusi. Sangat penting untuk melanjutkan inisiatif ini agar obat tetap dapat dijangkau oleh semua orang. Dengan menghadapi tantangan ini secara langsung, Anda berkontribusi pada Jakarta yang lebih sehat, di mana setiap penduduk dapat mengakses obat-obatan esensial.
Kesehatan
Tidak Ada Toleransi untuk Kasus Pemerkosaan oleh Dokter Spesialis, Menteri Pendidikan: Harus Diadili Secara Hukum
Bertekad untuk mengakhiri kekerasan seksual dalam bidang kedokteran, Menteri Pendidikan menuntut konsekuensi hukum yang ketat untuk pelanggar, memicu seruan untuk perubahan sistemik. Apa yang terjadi selanjutnya?

Mengingat peristiwa-peristiwa baru-baru ini, kita harus menghadapi kenyataan mengganggu tentang kekerasan seksual dalam profesi medis, terutama ketika melibatkan mereka yang kita percayai untuk merawat orang-orang yang kita cintai. Kasus yang melibatkan Priguna Anugerah Pratama, seorang dokter residensi di Rumah Sakit Hasan Sadikin, berfungsi sebagai pengingat yang mengerikan bahwa sistem yang dirancang untuk menyembuhkan dapat dieksploitasi oleh individu yang menyalahgunakan kekuasaan mereka.
Tindakan kekerasan yang sangat melanggar ini, yang menargetkan anggota keluarga pasien, menggambarkan pengkhianatan kepercayaan yang mendalam dan pelanggaran etika medis. Saat kita merenungkan insiden ini, menjadi jelas bahwa kita tidak bisa tetap diam.
Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi, Brian Yuliarto, telah mengambil sikap tegas terhadap kekerasan seksual, menegaskan bahwa tidak ada toleransi untuk perilaku semacam itu, terutama di antara profesional medis. Seruannya untuk tindakan hukum terhadap pelaku adalah langkah penting menuju akuntabilitas, tetapi ini memunculkan pertanyaan mendesak tentang bagaimana kita dapat memastikan lingkungan yang aman untuk pasien dan keluarga mereka di masa depan.
Penyalahgunaan prosedur medis sebagai fasad untuk perilaku predator tidak hanya menyoroti kerentanan korban tetapi juga masalah sistemik dalam pendidikan medis. Sangat penting bagi kita untuk mengenali bagaimana dinamika kekuasaan dapat dimanipulasi, menciptakan lingkungan di mana kekerasan semacam itu dapat terjadi tanpa dicek.
Insiden ini telah menghancurkan kepercayaan publik pada institusi medis, menekankan kebutuhan untuk reformasi komprehensif untuk melindungi pasien dan menjaga integritas profesi medis. Tindakan tegas Unpad dalam mengeluarkan terduga pelaku dari program residensi dan berkomitmen untuk investigasi yang transparan patut diapresiasi.
Namun, sama pentingnya adalah kita menyediakan dukungan korban yang kuat. Penyembuhan dari trauma semacam itu membutuhkan lebih dari sekedar respon institusional; itu menuntut empati, sumber daya, dan advokasi untuk mereka yang terkena dampak. Kita harus membina lingkungan di mana korban merasa berdaya untuk melangkah maju, mengetahui bahwa mereka akan didukung bukan dimarginalkan.
Ke depan, kita harus mendorong perubahan sistemik yang memberikan prioritas pada keamanan dan perilaku etis dalam pengaturan perawatan kesehatan. Ini melibatkan reevaluasi program pelatihan untuk menekankan pentingnya etika medis dan tanggung jawab penyedia layanan kesehatan.
Sangat penting bahwa kita, sebagai masyarakat, menuntut pertanggungjawaban profesional medis sambil memastikan bahwa korban menerima dukungan dan keadilan yang mereka layak.
Kesehatan
Dinas Kesehatan Garut Bicara Soal Tuduhan Viral tentang Dokter Kandungan yang Melecehkan Pasien Selama Pemeriksaan Ultrasonografi
Pejabat kesehatan setempat menanggapi tuduhan mengejutkan tentang pelecehan OBGYN selama ultrasonografi di Garut, menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan pasien dan akuntabilitas dalam layanan kesehatan. Apa yang akan diungkapkan oleh investigasi?

Ketika kita menelusuri tuduhan terbaru tentang pelecehan terhadap seorang dokter kandungan di Garut, Departemen Kesehatan setempat, yang dipimpin oleh Leli Yuliani, telah mengkonfirmasi bahwa insiden tersebut terjadi pada tahun 2024 di sebuah klinik pribadi, bukan di fasilitas pemerintah. Perbedaan ini sangat penting karena menekankan kompleksitas akuntabilitas dalam pengaturan layanan kesehatan pribadi. Meskipun tuduhan tersebut serius, fokus tetap pada memastikan keselamatan pasien dan integritas layanan kesehatan dijaga.
Departemen Kesehatan berkomitmen untuk melakukan penyelidikan menyeluruh bekerja sama dengan organisasi profesional terkait. Kemitraan semacam ini sangat penting untuk memperkuat kepercayaan dalam sistem kesehatan kita, karena mereka membawa keahlian khusus dan meningkatkan transparansi. Upaya kolaboratif ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tindakan yang tidak pantas ditangani dengan cepat dan efektif, mencerminkan komitmen kolektif kita terhadap standar tertinggi dalam praktik medis.
Leli Yuliani menekankan bahwa keselamatan pasien sangat penting, terutama seiring dengan tuduhan mengganggu ini. Respon departemen ini menyoroti pentingnya pengawasan di klinik-klinik swasta, di mana regulasi mungkin tidak seketat yang mengatur fasilitas publik. Dengan memastikan bahwa praktisi swasta menaati standar profesional, kita dapat membantu mengurangi risiko dan melindungi pasien dari potensi bahaya.
Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menganjurkan lanskap kesehatan di mana integritas menang.
Saat otoritas kesehatan setempat menyelidiki klaim ini, mereka juga berfokus pada tindakan pencegahan untuk menghindari insiden serupa di masa depan. Pendekatan proaktif ini penting dalam membina budaya akuntabilitas, di mana penyedia layanan kesehatan memahami bobot peran mereka. Dengan memperkuat pentingnya perilaku etis dalam praktik medis, kita dapat bekerja sama untuk menjaga martabat dan menghargai setiap pasien yang pantas.
Hasil penyelidikan akan memainkan peran signifikan dalam menentukan tindakan disiplin yang mungkin terhadap dokter kandungan yang terlibat. Harapan kami adalah bahwa temuan ini tidak hanya akan menangani kasus tertentu yang di tangan, tetapi juga berfungsi sebagai panggilan kebangkitan untuk industri kesehatan secara luas. Komitmen terhadap keselamatan pasien dan integritas layanan kesehatan harus menggema melalui setiap tingkat praktek, memastikan bahwa kepercayaan antara pasien dan penyedia tidak pernah dikompromikan.
Kesehatan
Anggota Legislator PKB Minta RSHS Dilarang Pasca Kasus Pelecehan Seksual Dokter Residen Terhadap Anak Pasien
Di tengah-tengah tuduhan mengejutkan terhadap seorang dokter residen di RSHS, seruan untuk pelarangan operasional memicu diskusi tentang keselamatan pasien dan akuntabilitas dalam layanan kesehatan. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Dalam menghadapi tuduhan mengkhawatirkan terhadap Dr. Priguna Anugerah, seorang dokter anestesiologi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS), kita berhadapan dengan situasi yang membingungkan yang menimbulkan pertanyaan kritis tentang akuntabilitas rumah sakit dan keselamatan pasien.
Tuduhan kekerasan seksual terhadap anak pasien telah memicu seruan untuk tindakan segera, yang dipimpin oleh Arzeti Bilbina, anggota Komisi IX DPR RI. Tuntutan Bilbina agar RSHS dilarang menekankan kekhawatiran yang meningkat atas kelalaian institusional dan kegagalan dalam melindungi pasien yang rentan dalam lingkungan medis.
Saat kita menganalisis insiden yang mengganggu ini, menjadi jelas bahwa tanggung jawab untuk memastikan keselamatan pasien melampaui praktisi individu. Bilbina menekankan bahwa akuntabilitas tidak hanya harus berada pada Dr. Anugerah tetapi juga harus mencakup institusi yang lebih luas dan stafnya. Perspektif ini sangat penting, karena menyoroti masalah sistemik yang dapat ada dalam fasilitas kesehatan.
Kita harus mengevaluasi secara kritis bagaimana RSHS menanggapi tuduhan dan apakah ada langkah-langkah yang cukup untuk melindungi pasien dari potensi bahaya. Kredibilitas institusi medis sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk menjaga lingkungan yang aman untuk semua pasien.
Laporan tentang hal ini mengancam untuk merusak kepercayaan publik, membuatnya penting bagi rumah sakit untuk menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas. Seruan Bilbina untuk sanksi, termasuk denda dan larangan operasional, berfungsi sebagai pengingat yang perlu bahwa rumah sakit harus memprioritaskan keselamatan pasien di atas segalanya.
Tanpa konsekuensi yang tepat, kita berisiko mempertahankan budaya yang mentolerir kelalaian dan menempatkan pasien dalam risiko. Sebagai warga negara yang peduli, kita harus menganjurkan kebijakan yang ketat yang menegakkan akuntabilitas rumah sakit.
Implikasi dari insiden ini mencapai jauh melampaui RSHS; mereka menandakan kebutuhan reformasi luas dalam bagaimana institusi kesehatan mengelola protokol keselamatan dan merespon tuduhan kesalahan. Sangat penting bagi kita untuk mendukung langkah-langkah yang memastikan rumah sakit tidak hanya bereaksi dengan tepat terhadap insiden individu tetapi juga menerapkan strategi proaktif untuk mencegah kejadian di masa depan.
-
Pendidikan1 hari ago
Tembok Tandon Air Runtuh, 4 Mahasiswa Seminari Tewas Tertimbun Reruntuhan
-
Pendidikan1 hari ago
Yayasan MBN Kecewa Karena Dilaporkan oleh Mitra Dapur MBG di Kalibata
-
Politik13 jam ago
Mengapa Prabowo dianggap salah mengirim Jokowi ke pemakaman Paus Fransiskus
-
Ekonomi13 jam ago
Pembatasan Ekspor China terhadap Mineral Langka Mengancam Produksi Senjata AS