Teknologi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur Diserang: 20-30 Juta Serangan Siber Terungkap
Mengarungi ladang ranjau digital, Jawa Timur menghadapi 20-30 juta serangan siber setiap hari, mengungkapkan kerentanan yang bisa membahayakan keamanan kita. Apa yang bisa dilakukan?

Di Jawa Timur, kami menghadapi serangan siber yang mencengangkan, yaitu 20 hingga 30 juta serangan setiap hari terhadap pemerintah provinsi kami. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat sejumlah insiden yang signifikan, terutama yang menargetkan perangkat pemerintah yang terkait dengan judi online. Ancaman berkelanjutan ini tidak hanya membahayakan data sensitif tetapi juga mengikis kepercayaan publik dan mengeksploitasi kelemahan pemerintah. Kita harus memprioritaskan kesadaran dan strategi respons keamanan siber untuk melindungi infrastruktur digital kita. Mari kita jelajahi lebih lanjut bagaimana kita dapat meningkatkan pertahanan kita terhadap ancaman yang terus-menerus ini.
Seiring dengan meningkatnya ancaman siber, kita mendapati diri kita menghadapi kenyataan yang mengkhawatirkan di Jawa Timur, di mana pemerintah provinsi menghadapi serangan siber yang mengejutkan sebanyak 20 hingga 30 juta kali per hari. Angka yang mengejutkan ini menekankan urgensi untuk memperkuat tindakan keamanan siber kita.
Hanya pada tahun 2023 saja, terdokumentasi 233 insiden serangan siber yang menargetkan perangkat pemerintah, dengan 180 di antaranya terkait dengan aktivitas judi online. Tren ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai keamanan infrastruktur digital kita dan implikasi yang lebih luas terhadap kebebasan dan keamanan kita.
Lanskap siber di Jawa Timur berkembang, dan kita perlu beradaptasi dengan cepat. Meskipun jumlah total insiden yang dilaporkan menurun menjadi 166 pada tahun 2024, sebanyak 146 di antaranya masih terkait dengan judi online. Fokus persisten pada serangan yang terkait dengan judi menunjukkan bahwa para penjahat siber melihat peluang menguntungkan dalam mengeksploitasi kerentanan dalam kerangka kerja pemerintahan kita.
Implikasinya sangat luas; serangan-serangan ini tidak hanya membahayakan data sensitif, tetapi juga mengikis kepercayaan publik terhadap institusi kita.
Kehadiran kita di media sosial memperumit masalah. Pemerintah provinsi mengelola 64 akun Instagram, dengan 24 di antaranya masih belum diverifikasi. Kurangnya verifikasi ini meningkatkan risiko kita, karena akun yang tidak diverifikasi lebih rentan terhadap peretasan dan kampanye misinformasi.
Kita harus mengakui bahwa platform-platform ini bukan hanya alat untuk berinteraksi; mereka juga target potensial untuk ancaman siber yang dapat mengganggu upaya komunikasi dan penggalangan kita.
Untuk melawan ancaman yang meningkat ini, kita harus proaktif. Diskominfo Jatim telah mengambil langkah yang patut diapresiasi dengan melakukan pemantauan dan respons terhadap ancaman siber secara terus menerus sepanjang waktu.
Namun, ini seharusnya hanya menjadi awal. Kita perlu berinvestasi dalam protokol keamanan siber yang kuat, memprioritaskan pelatihan bagi personel kita, dan menumbuhkan budaya kewaspadaan di antara warga kita.
Sangat penting bahwa kita semua memahami risiko yang terkait dengan judi online dan implikasi yang lebih luas dari keamanan siber dalam kehidupan sehari-hari kita.